HIV ( Human Immunodeficiency Virus) / Aids (Aquired Immune Deficiency Syndrome), sebuah penyakit yang mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita karena sampai sekarang belum ada ilmuan atau dokter yang bisa menemukan obat untuk menyembuhkan penyakit ini. dan menurut informasi yang saya tau "setiap 6 detik ada 1 orang terinfeksi HIV lebih dari setengahnya adalah anak muda", informasi yang seharusnya benar - benar membuat kita sadar akan bahaya penyakit yang mematikan ini. jujur dulu sebelum saya tidak begitu tau tentang penyakit ini saya sangat takut untuk bertemu atau bertatap muka dengan orang yang mengidap HIV/Aids Positif sebab saya takut ketika saya bertatap muka dengan mereka, penyakit itu perlahan menular kepada saya. sebuah sikap diskriminasi yang tidak perlu bagi mereka yang sedang membutuhkan support agar terus bisa stand menghadapi hidup selanjutnya.
tapi semua persepsi buruk saya tentang mereka yang hidup bersama dengan virus ini berubah ketika pada tanggal 5 desember 2010, saya bersama teman - teman event organizer berencana untuk membuat sebuah acara musik untuk memberikan respect kita kepada mereka yang hidup bersama virus ini, agar memuluskan jalan mendapatkan sponsor akhirnya kita memutuskan untuk meminta bantuan kepada sebuah lembaga sosial yang berkecimpung untuk merangkul mereka para odha dan yang hidup bersama virus ini, lembaga tersebut bernama "Rumah Cemara". setelah persiapan beberapa hari untuk mempersiapkan materi tentang acara musik kita, tepat pada tanggal 5 desember semua panitia acara bergegas menuju rumah cemara yang beralamat di Jln. Gegerkalong Hilir No. 52 Bandung, karena memang sebelumnya pihak rumah cemara meminta mempresentasikan tentang acara yang akan kita buat.
setelah menunggu beberapa jam akhirnya kesempatan untuk mempresentasikan acara kita singkat cerita semuanya lancar dan mereka siap membantu acara kita dengan memberikan bantuan berupa 1000 brosur dan 1000 kondom agar ketika para penonton datang mereka bisa sedikitnya menemukan informasi benar tentang HIV/Aids lewat brosur yang kita berikan nanti serta maksud mereka memberikan kondom agar nanti setiap yang datang ke acara kita bisa melakukan safety sex karena memang presentasi penyebaran HIV/Aids didominasi oleh free sex yang tidak safety, bukan maksud menyuruh mereka untuk melakukan free sex tapi sekedar mengingatkan untuk melakukan sex secara safety. 2 jam setelah presentasi akhirnya saya tau ternyata orang yang mendengarkan, mengobrol dan membantu saya adalah orang yang HIV positif. seperti merasakan langit runtuh didepan kepala saya karena saya baru saja bersalaman, mengobrol dengan orang yang hidup dengan HIV, berbagai pertanyaan datang dibenak saya. apakah saya akan terkena HIV ? apakah dengan mengadakan acara ini adalah jalan saya terkena HIV? tetapi hati saya menjadi tenang ketika mendapat penjelasan tentang HIV dari teman - teman Rumah Cemara yang mengatakan HIV tidak akan menular jika kita bersalaman, berbagi minum ataupun mengobrol dengan orang yang HIV positif.
setelah kejadian itu saya mulai sadar ternyata selama ini saya telah salah mendiskriminasi orang yang HIV positif, pemikiran saya semakin terbuka untuk mencari informasi tentang HIV. dan yang membuat saya salut adalah mereka yang berada di Rumah Cemara rata - rata HIV positif tetapi mereka masih bisa serta berniat untuk mengobati orang yang terkena HIV yang lain sambil memberikan motivasi untuk mereka agar tetap aware untuk hidup dan melakukan hal yang terbaik disisa hidup mereka. membuat saya sangat malu sebab saya yang notabenenya sehat masih saja mendeskriminasi mereka tetapi mereka yang sakit mempunyai tujuan mulia untuk membatu orang lain.
sejak saat itu saya mulai menemukan satu inspirasi dalam hidup saya untuk terus bermimpi, satu orang yang menurut saya benar - benar luar biasa. dia adalah ginan koesmayadi, dia adalah pendiri rumah cemara. dia menunjukan kepada saya ternyata orang yang terkena HIV tidak pantas untuk dideskriminasi dalam lingkungan hidup dan orang yang terkena HIV/Aids berhak untuk merasakan taraf hidup sama seperti orang yang hidup tanpa virus ini. Bang ginan benar - benar membuat saya malu sebagai orang normal sebab saat itu ketika rumah cemara berkesempatan untuk mewakili indonesia di homeless worldcup di paris francis (piala dunia untuk para kaum termarjinal), tetapi kesempatan itu terkendala oleh satu masalah yaitu DANA, mereka (rumah cemara) kesulitan untuk mendapatkan ongkos mengikuti kompetisi itu sampai akhirnya ginan bernazar jika suatu saat ada orang yang mendanai mereka untuk berangkat ke paris dia akan melakukan long march dari bandung menuju jakarta dengan berjalan kaki, tidak lama setelah itu melalu salah satu acara televisi ada seorang pengusaha baik hati yang mau mendanai mereka berangkat kesana, dan sebagai seorang lelaki ginan pun memenuhi janjinya untuk berjalan dari bandung menuju jakarta, 3 hari dia yang berat dia lewati sampai akhirnya dia bisa sampai di jakarta dengan berbagai luka dikakinya karena terlalu lama berjalan. itu semua benar - benar menyadarkan saya ternyata benar perkataan dia "orang yang HIV positif bisa hidup biasa seperti orang normal malah mungkin bisa lebih baik dari orang normal dan dia berhasil membuktikannya".
torehan prestasipun tidak berakhir sampai disana, di ajang homeless worldcup. indonesia yang merupakan tim baru dalam kompetisi tersebut berhasil melaju mulus sampai akhirnya meraih juara ke-6 mengalahkan belanda, jerman dan team lainnya mungkin jika berangan timnas kita sepertinya sulit untuk melakukan prestasi tersebut, semua torehan prestasi itupun ditutup dengan manis karena indonesia menjadi team terbaik dan Ginan seorang pemain dari indonesia dengan HIV positif menjadi pemain terbaik dalam kompetisi tersebut. sebuah prestasi hebat dan mungkin orang normal akan sulit untuk melakukan itu.
Rumah Cemara dan ginan, menunjukan kepada saya ternyata benar orang yang hidup dengan HIV tidak pantas untuk dideskriminasi, mereka pantas untuk mendapatkan perlakuan seperti orang normal, sebab satu hal yang tidak pernah hilang meskipun mereka mengidap virus ini yaitu harapan mereka untuk terus hidup dan berguna bagi orang lain. yang tepat adalah jauhi virusnya dan support orangnya untuk terus berkarya karena menurut saya mereka tidak pernah memilih untuk terkena HIV, setiap orang mempunyai masa lalu HIV bukan akhir segalanya tapi lebih tepat HIV menyadarkan kita untuk lebih menghargai orang bagaimanapun keadaannya. Dengan HIV kita bisa bercermin apakah kita lebih baik dari orang yang terkena HIV atau malah kita lebih buruk ? hanya kita yang tau tentang pertanyaan itu :)
"Living with HIV/Aids Isn't ending your life but its the way god given you more power to do everything the best you can". Stop discrimination to the people with HIV because they are not wrong, just begin to respect, we will know the meaning about hope, share and cherish people or our self"
Diki Hermawan Hardi
Bandung - Jabar
Diki Hermawan Hardi
Bandung - Jabar
Mohon maaf, persyaratan untuk ikut lomba GoVlog masih kurang, mohon melengkapi persyaratannya.
BalasHapusSyarat yang kurang:
1. Artikel yang dilombakan wajib diposting di Twitter peserta lomba dengan mention @AusAID @VIVAnews dan Hashtag #GoVlog. Selain itu harus dicantumkan link artikel yang dimuat di VIVAnews dengan shortlink.
*Contohnya: http://bit.ly/Hjk8B #GoVlog @AusAID @VIVAnews
*Hasil postingan Twitter harus capture dan imagenya dimasukkan ke dalam artikel yang dilombakan.
2. Peserta lomba juga wajib memfollow @AusAID @VIVAnews @VIVAvlog
*Bukti telah memfollow harus dicapture dan imagenya dimasukkan ke dalam artikel yang dilombakan.
3. Peserta wajib mencantumkan domisili di dalam blog yang dilombakan.
*Contohnya: Pontianak – Kalimantan Barat
Info Lengkapnya http://www.vivanews.com/aids_govlog
Tolong dilengkapi ya, kita tunggu ya. Thanks.
siaap mas hehehe :d
BalasHapusKami dari Admin GoVlog, perlu meminta data diri Anda yang mengikuti GoVlog AIDS. Data diri ini kami pergunakan untuk pemberitahuan jika Anda terpilih menjadi 10 besar.
BalasHapusNama Lengkap:
Jenis Kelamin:
No tlp/HP (yang bisa dihubungi):
Email:
Yahoo Messenger:
Alamat lengkap:
Pekerjaan:
Link posting Blog GoVlog AIDS:
Mohon data diri Anda dikirim ke email tommy.adi@vivanews.com
Terimakasih
sudah d kirim mas barusan hehehe :D
BalasHapuswuihh asik dapet kunjugan terus dari panitia. sukses buat kompetisinya... salam
BalasHapushehehe makasih makasih bang, mudah-mudahan aja :D
BalasHapus