"sebulan sekarang gak kerasa kayak sebulan ya", Kata salah seorang teman di blackberry messenger.
Mungkin benar juga yang teman saya bilang tadi sore, Ramadhan cepat dan berlalu membawa sesuatu yang sama seperti tahun kemarin dan kemudian meninggalkan berbagai macam hal yang akan dirindukan setelahnya. Masih teringat jelas disaat sehari sebelum Ramadhan, ketika melihat Surat Ramadhannya Raditya Dika. Di video tersebut dika bilang, "Ramadhan, apa kabar? Aku tahu ini saatnya kamu datang karena iklan sirup mulai main di televisi, cincau sudah ada di rumah, dan pemakaman didatangi orang-orang yang melepas rindu....".
Malam ini, Ramadhan harus berakhir, ditandai dengan gema takbir dimesjid dekat rumah, Suara "Daaarr!-nya" Kembang api yang diikuti dengan percikan cahaya warna - warni dilangit. Tanda Ramadhan akan berakhir makin jelas dengan mulai munculnya broadcast message meminta maaf dan display picture islami yang orang - orang pasang.
Namun, Diantara berbagai pertanda itu tanpa disadari menciptakan kesedihan bagi saya. Aneh memang, ketika orang menyambut ria hari esok, justru malah kesedihan yang hinggap.
Saya kembali teringat, sebuah malam sebelum ramadhan. Dimana semua orang berbondong - bondong pergi ke masjid, saya dan teman - teman lainnya malah asik berbincang disalah satu cafe dibandung. Atau satu hari di bulan ramadhan, ketika saya dan teman - teman memancing dirumah salah seorang teman, berlomba untuk mendapatkan ikan sebanyak - banyaknya.
Sepertinya yang membuat saya merasa sedih adalah karena menurut saya Ramadhan tahun ini sangatlah komplit. Semua teman yang kemarin disibukan oleh urusannya masing - masing disatukan kembali oleh moment ramadhan. Ada juga orang masa lalu yang hampir 2 tahun tidak bertemu, Tuhan gariskan pertemuan kita dibulan Ramadhan pula.
Dan diantara banyaknya hal yang dirindukan adalah Suara ketukan cuangki yang selalu terdengar hampir setiap malamnya dan bau nafas orang - orang yang berpuasa. Meskipun bau tapi akan selalu dirindu.
Saya juga pasti akan merindukan hari dimana saya memaksakan diri diantara malas saya untuk salat magrib berjamaah dimesjid dan disapa oleh dua bintang yang bersinar terang disebelah barat diantara mendungnya langit setelahnya. Atau moment dimana saat saya malas untuk bangun sahur tapi orang tua saya tanpa menyerah tetap membangunkan saya.
Ramadhan, Banyak hal yang akan saya rindukan. Kenapa kamu harus pergi disaat saya mulai mencintai dan berusaha sebaik mungkin untuk jadi orang yang lebih baik.
Mungkin terlalu lancang kalo saya meminta pada Tuhan untuk dipertemukan kembali dengan ramadhan taun depan dengan keadaan diri yang dipenuhi dosa ini. Tapi jika bukan pada-Nya harus kepada siapa lagi saya meminta.
Ramadhan, Walaupun tahun ini saya lalui dengan penuh kesulitan, Namun justru itulah yang membuat saya bisa bersyukur terhadap hal - hal yang kecil.
Seperti hal - hal lainnya didunia ini yang datang dan pergi. Mungkin Ramadhan mempunyai alasan kenapa datang dan pergi begitu cepat. Dan mungkin salah satu alasannya adalah Agar kita bisa menjadi orang yang lebih baik yang dipenuhi kesiapan untuk menemui Ramadhan Selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar