Senin, 26 Agustus 2013

Posting Sehabis 17an

Selamat malam figuran asmara….

Aaaaaaakkk, terasa bahagia sehabis kelar dari macem – macem kesibukan 17an secara gitu ketua karang taruna (benerin kerah). Dari nyiapin hal terkecil buat perlombaan hingga mikirin konsep acara inagurasi seni malamnnya. Ketika berbagai acara 17an kelar semua, rasanya seperti baru aja nembak cewe yang kita mau lalu diterima dan jadian. Tetapi diantara berbagai kelegaan ada yang ngebuat hati agak galau, karena sehabis 17an, kulit saya makin item aja dan pemutihan yang dilakukan selama ini tinggalah sejarah.

Banyak pengalaman yang ingin saya bagi sama kalian semua. Mulai dari nemuin kecengan baru dan kecengan tersebut bilang kalau saya mirip dengan kakanya hingga kita batal jadian. Ada juga sedikit gesekan terjadi antara panitia beberapa jam sebelum acara dimulai dan terakhir tentang ajang 17an yang dijadikan ajang untuk mencari pasangan.


Tetapi ada beberapa hal yang membuat saya belajar. Ya, belajar menjadi seorang ketua yang baik dalam sebuah organisasi dan belajar kalo sesungguhnya organisasi itu adalah kumpulan banyak orang dengan urusan masing – masing diantara beberapa orang yang bekerja keras agar mencapai tujuan organisasi tersebut. Pasalnya, ketika 17an kemarin sebagai ketua saya membagikan tugas kepada setiap anggota sesuai porsi yang mampu mereka lakukan dan berharap mereka bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Nyatanya, orang – orang malah sibuk melupakan tugas mereka hanya beberapa orang yang mampu bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Lalu, 17an kemarin juga menjadi moment yang gak bakalan saya lupakan. Coba bayangin aja, kalian disuruh untuk berpidato disaat kalian tidak tahu untuk berbicara apa dan tanpa sedikitpun persiapan. Awalnya saya menolak, tapi karena tittle “ketua karang taruna” yang saya bawa malam itu, setengah nekat saya berpidato. Sayangnya, kesan pidato yang seharusnya berwibawa malah hancur oleh berbagai materi standup comedy yang saya katakan hingga sebutan ketua karang taruna “aneh” pun bersandar pada diri.

Selain sibuknya acara 17an, saya juga punya kabar gembira buat kalian. You know what ? saya juara 1 lomba nulis dan dapat hadiah jalan – jalan ke bali gratis, iya ke bali, bali meeeeen tempat yang belum pernah saya datangi dan gratis pula. Bak gayung bersabut (entah apa artinya itu tapi saya rasa keren untuk ditulis), dikala badan ini pegel – pegel sehabis jadi panitia 17an, langsung pergi ke bali wuiihh bakalan jadi great holiday kayanya. Jangan dibayangin ye, soalnya kalo dibayangin pasti kalian mau hahahaha

Okeh, kayanya segitu aja yang mau saya bagi soalnya besok saya harus bangun pagi buat ngehadirin seminar wirausaha gitu, katanya sih pulangnya suka dikasih uang. Doain yee semoga itu beneran.

Karena postingan kali ini saya rasa random banget, untuk penutupnya saya mau menuliskan tentang kalimat yang saya katakan ketika pidato kemarin.


“Dulu…saya tidak pernah berpikir untuk tumbuh besar. Satu hal yang saya tau ketika kecil hanyalah dapat berbahagia dan tertawa tanpa harus memikirkan bermacam hal hidup yang kurang penting baik itu uang, jabatan dan cinta. Namun, semakin waktu berjalan, meninggalkan saya dalam proses pendewasaan. Saya menemukan, kalau sejatinya semakin tua umur itu menandakan kita sedang membawa misi. Ya, membawa misi sambil menyelipkan kebiasaan ketika kita kecil dulu yaitu menjadi orang berguna bagi sesama sambil terus berbahagia meskipun tidak ada alasan untuk berbahagia.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar