Selamat malam figuran asmara….
Aaaaaaakkk, terasa bahagia
sehabis kelar dari macem – macem kesibukan 17an secara gitu ketua karang taruna
(benerin kerah). Dari nyiapin hal terkecil buat perlombaan hingga mikirin
konsep acara inagurasi seni malamnnya. Ketika berbagai acara 17an kelar semua,
rasanya seperti baru aja nembak cewe yang kita mau lalu diterima dan jadian.
Tetapi diantara berbagai kelegaan ada yang ngebuat hati agak galau, karena
sehabis 17an, kulit saya makin item aja dan pemutihan yang dilakukan selama ini
tinggalah sejarah.
Banyak pengalaman yang ingin saya
bagi sama kalian semua. Mulai dari nemuin kecengan baru dan kecengan tersebut
bilang kalau saya mirip dengan kakanya hingga kita batal jadian. Ada juga
sedikit gesekan terjadi antara panitia beberapa jam sebelum acara dimulai dan
terakhir tentang ajang 17an yang dijadikan ajang untuk mencari pasangan.
Tetapi ada beberapa hal yang
membuat saya belajar. Ya, belajar menjadi seorang ketua yang baik dalam sebuah
organisasi dan belajar kalo sesungguhnya organisasi itu adalah kumpulan
banyak orang dengan urusan masing – masing diantara beberapa orang yang bekerja
keras agar mencapai tujuan organisasi tersebut. Pasalnya, ketika 17an
kemarin sebagai ketua saya membagikan tugas kepada setiap anggota sesuai porsi
yang mampu mereka lakukan dan berharap mereka bertanggung jawab atas tugas yang
diberikan. Nyatanya, orang – orang malah sibuk melupakan tugas mereka hanya
beberapa orang yang mampu bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Lalu, 17an kemarin juga menjadi
moment yang gak bakalan saya lupakan. Coba bayangin aja, kalian disuruh untuk
berpidato disaat kalian tidak tahu untuk berbicara apa dan tanpa sedikitpun
persiapan. Awalnya saya menolak, tapi karena tittle “ketua karang taruna” yang
saya bawa malam itu, setengah nekat saya berpidato. Sayangnya, kesan pidato
yang seharusnya berwibawa malah hancur oleh berbagai materi standup comedy yang
saya katakan hingga sebutan ketua karang taruna “aneh” pun bersandar pada diri.
Selain sibuknya acara 17an, saya
juga punya kabar gembira buat kalian. You know what ? saya juara 1 lomba nulis
dan dapat hadiah jalan – jalan ke bali gratis, iya ke bali, bali meeeeen tempat
yang belum pernah saya datangi dan gratis pula. Bak gayung bersabut (entah apa
artinya itu tapi saya rasa keren untuk ditulis), dikala badan ini pegel – pegel
sehabis jadi panitia 17an, langsung pergi ke bali wuiihh bakalan jadi great
holiday kayanya. Jangan dibayangin ye, soalnya kalo dibayangin pasti kalian mau
hahahaha
Okeh, kayanya segitu aja yang mau
saya bagi soalnya besok saya harus bangun pagi buat ngehadirin seminar
wirausaha gitu, katanya sih pulangnya suka dikasih uang. Doain yee semoga itu
beneran.
Karena postingan kali ini saya
rasa random banget, untuk penutupnya saya mau menuliskan tentang kalimat yang
saya katakan ketika pidato kemarin.
“Dulu…saya tidak pernah berpikir untuk tumbuh besar. Satu hal yang saya
tau ketika kecil hanyalah dapat berbahagia dan tertawa tanpa harus memikirkan
bermacam hal hidup yang kurang penting baik itu uang, jabatan dan cinta. Namun,
semakin waktu berjalan, meninggalkan saya dalam proses pendewasaan. Saya
menemukan, kalau sejatinya semakin tua umur itu menandakan kita sedang membawa
misi. Ya, membawa misi sambil menyelipkan kebiasaan ketika kita kecil dulu
yaitu menjadi orang berguna bagi sesama sambil terus berbahagia meskipun tidak
ada alasan untuk berbahagia.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar