Selamat malam Figuran Asmara …
Akhirnya setelah nunggu cukup
lama yang diisi oleh banyak persiapan – persiapan. Hari ini minggu tanggal 13
oktober acara pernikahan tersebut berlangsung. Kesibukan udah terlihat dari
pagi, sekitar pukul 4 hingga 7 semua orang yang ada dirumah pada bersiap
mempercakep dirinya sebelum berangkat. Ada yang sibuk ngantri buat masuk kamar
mandi, ada yang sedang sibuk dirias oleh perias dan ada pula yang sibuk
ngehabisin makanan.
Karena kemarin malam sodara pada
ngajakin remi hingga jam setengah 3an, alhasil saya tidak bisa memejamkan mata
ini dan harus memaksakan untuk tetap terbangun sebab saya diamanahi tugas
menjadi tukang poto buat ngabadiin setiap moment disana. Sebenarnya sih agak
bingung juga kenapa bisa ditugasin jadi fotografer, soalnya saya tuh jarang
pegang kamera namun ketika kaka berkata, “Aa yakin kamu bisa”, dengan penuh
keyakinan seraya mengelus pundak. Dan ternyata keyakinan kakak memang
beralasan.
Sesampainya digedung tempat
nikahan, saya langsung menjalankan tugas dengan motoin setiap orang yang ikut
ngater. Selain saudara diantara mereka yang nganter ada juga mantan saya yang
notabene masih saudara gitu, jadi kamera saya arahkan terus menerus memotret
wajahnya yang dipenuhi bedak setebal 60cm. Tetapi justru sehabis mengarahkan
lensa camera ke wajahnya, saya menemukan berbagai inspirasi sehingga mampu
menemukan alasan kakak mengamanahi saya tugas ini.
Setiap moment terjadi, saya
abadikan semuanya dalam foto. Namun saya lebih seneng ngambil foto mereka yang
sedang tidak menyadari difoto. Soalnya ekspresinya apa adanya gimana gitu dan
hasilnya saya ngedapetin ekspresi wajah kakak yang tegang, salah satu saudara
lelaki yang sedang menguap dan dia yang sedang ngupil.
Dan ada yang berubah ketika kakak
sedang mengucapkan izab qobul. Mungkin saya merasakan apa yang sedang kakak
rasakan, tegang saat mengucapkan janji setianya serta haru saat mengetahui ucapan
izab qabulnya lancar. Entah harus berkata apa, yang jelas saya ikut ngerasa
bahagia dan hanya bisa mengatakannya dalam jepretan lensa kamera.
Sehabis izab qabul, acara
kemudian dilanjutkan ke saweran. Buat yang belum tau, saweran adalah salah satu
tradisi masyarakat sunda dipernikahan, melempar – lemparkan koin dan permen ke
tamu undangan. Kalo kata orang sunda sih arti saweran tuh sebagai cara
membagikan kebahagian agar semua tamu pun ikut merasa bahagia.
Setelah berbagai acara dilakukan,
saat yang paling saya tunggupun datang. Ya,
prasmanan, waktunya makan gratis sebanyak – banyaknya. Gratisss broo…gratis…dimana
lagi coba bisa makan gratis selain dikondangan. Banyaknya tamu undangan yang
hadir ngebuat saya dan semua teman harus rela mengantri untuk mengambil
sepiring nasi serta lauk pauk. Memalukannya, disela – sela sedang mengantri salah
seorang teman, namanya obi. Ngedeketin seorang wanit lalu minta poto bareng,
katanya sih buat manas – manasin mantan.
Sekitar 10 menitan ngantri,
akhirnya tiba bagi saya menyenangkan perut. Tanpa banyak mikir, semua lauk pauk
saya ambil dan disatukan dalam sebuah piring. Sehabis ngambil makanan saya baru
kepikiran, ini gimana rasanya kalo semua jenis lauk pauk yang berbeda dimakan
secara bersamaan. Dan entah lapar entah memang doyan saya berhasil melahap
semua layaknya anak kecil yang udah 3 hari gak makan.
Diantara sibuknya hari tadi, ada
hal yang ngebuat saya sedikit terharu. Ketika bersalaman memberi selamat sama
kakak, reflek saya langsung memeluk dia. Ya, sepanjang saya hidup sampai
sekarang sekitar 23 tahun, ini kali pertamanya saya memeluk dia. Terasa nyaman,
terasa sedih mungkin karena tau dia sekarang bakalan berbeda sehabis menikah
soalnya konsentrasinya bakal menjadi dua antara keluarga dan keluarga kecilnya
kelak. Jujur, saya sangat nyesel kenapa saya melewatkan pelukan kakak selama 23
tahun ini.
Tepat pukul 12 siang, setelah
motoin cewe – cewe cakep yang berpakaian kebaya seksi, nyobain setiap makanan
yang disedian disana dan bikin sedikit ketidakberesan. saya pamitan pulang sama
kaka sebab semua tugas udah berhasil saya jalankan dengan baik. Tinggal satu
lagi yang harus saya lakukan yaitu menjadikan kumpulan foto tersebut menjadi
sebuah video documenter.
Untuk kesekian kalinya, saya
kembali belajar banyak hal dimoment pernikahan kakak.
Saya belajar, dalam hidup ada
waktunya setiap orang bakalan memilih keputusan terbaik dalam hidupnya ketika
dipenuhi kesiapan. Seperti kakak yang menikah hari ini. Saya juga belajar,
setiap orang akan mengambil alih tugas dihidupnya walaupun dirasa belum siap.
Ya, sekarang saya akan menjadi tulang punggung untuk keluarga melanjutkan tugas
yang selama ini kakak jalankan. Terakhir, saya belajar, tidak pernah ada hal
yang paling membahagiakan selain mencoba menerima setiap kekurangan pasangan
dan mengakhirinya dalam sebuah pernikahan.
Yes, today I feel so happy. Mohon
doanya semoga pernikahan kakak hari ini, dijadikan pernikahan yang sakinah,
mawardah, dan warahman. Serta cepat menghadirkan saudara kecil yang bisa saya
gendong. Terimakasih juga buat setiap doa yang kalian ucapin sehingga acara
nikahan kali ini dipenuhi kelancaran. Tinggal saya deh yang harus mengalami
tegangnya melewati akad nikah dalam keluarga hehehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar