Rabu, 16 Oktober 2013

Pelajaran dari Idul Adha Kemarin



Selamat malam FIguran Asmara …

Waaa bumi ini terasa agak lebih luas semenjak hari kemarin, mungkin banyak mereka yang memiliki kelebihan lemak menjadi korban idul adha. Muehehehe. Saya juga khawatir salah seorang teman paling gemuk yang saya punya sudah lebih menjadi satu diantaranya soalnya hingga sekarang dia gak ada kabar, terakhir saya ngobrol saat malam takbiran, karena takut diculik kemudian disembelih dia langsung ganti bb trus gak pasang display picture. Semoga saja dia tidak apa – apa haha.

Ngomongin masalah idul adha pasti gak bisa lepas dari yang namanya daging, ntah itu daging sapi ataupun kambing. Memang idul adha merupakan moment perbaikan gizi buat yang jarang nemu daging kayak saya tapi terkadang pas ngeliat banyak daging dirumah agak bosen gimana gitu, dasar manusia emang paling sulit mensyukuri apa yang sudah dimiliki dan diberikan padanya.

Idul adha tahun ini cukup ngebuat saya miris, sebab tadi subuh saya ngeliat sebuah berita disalah satu chanel swasta. Katanya, banyak orang desak – desakan demi mendapatkan setengah / sekilo daging sapi ataupun kambing. Bahkan gak sedikit juga dari mereka sampe harus pingsan karena kelamaan mengantri. Indonesia, Indonesia, memang selalu terdapat hal miris disetiap moment – moment penting.


Kalo enggak salah, sekitar 3 tahun kebelakang saya pernah menulis postingan tentang berqurban diblog ini. Disaat postingan tersebut diterbitkan mulai muncul rasa ingin berqurban, namun hingga tahun sekarang niat hanyalah sebuah niat, saya belum mampu merealisasikan niat itu.

Jika ngomongin masalah niat berqurban, sejujurnya saya malu sendiri ketika melihat sebuah acara talk show disalah satu chanel berinisial TV ONE. Pembicaranya adalah ustadz favorit saya yaitu ust. Yusuf Mansur. Selain beliau ada juga seorang ibu, ntah siapa namanya saya agak lupa, dia merupakan seorang ibu yang (maaf) agak berkekurangan tetapi mampu berqurban sapi. 

Sepanjang acara ibu tersebut menceritakan pengalaman mengumpulkan uang agar bisa berqurban tahun ini. Secara sadar, dia mengumpulkan sedikit demi sedikit uang penghasilannya sampe mampu membeli sapi yang tahun sekarang harganya sekitar 12 – 15 jutaan. Ketika sang pembawa acara bertanya , “kenapa ibu mau berqurban bukannya ibu masih berkekurangan?” , dengan yakin dia menjawab, “karena saya islam mas”.

Saya agak terdiam mendengar jawabannya, ketika beliau yang masih berkekurangan masih berpikiran untuk menyisihkan sedikit uangnya agar bisa berqurban, saya yang mungkin bisa dibilang berkecukupan masih belum bisa melakukan itu. Saya masih kepikiran mengumpulkan uang untuk membeli gadget super keren, mobil, pacaran dan banyak lainnya. Bukannya mulai berpikir menyisihkan sedikit agar niat berkurban segera terealisasi.

Sehabis menonton acara talk show tersebut saya merasa malu sama diri sendiri. Kenapa niat saya tidak sekuat si ibu itu? Kenapa saya malah berpikiran harus sukses dulu agar bisa merealisasikan recana berqurban ? padahal seharusnya saya menyadari, kita gak akan pernah tau sampe kapan bisa tetap berada didunia ini, siapa yang bisa memastikan besok kita masih bisa bernafas senyaman hari sekarang.

Selain talkshow, diacara berita lainnya banyak juga mereka yang (maaf) masih berkekurangan namun mampu berqurban. Ada seorang bapak yang kerjaan sehari – harinya sebagai tukan becak, beliau menyisihkan uang dari penghasilannya selama 12 tahun, dan idul adha sekarang dia mampu berkurban sapi yang berharga 13 juta. Ntah harus merasa malu atau termotivasi, yang jelas idul adha tahun ini saya banyak mendapat pelajaran serta diingatkan oleh Tuhan.

Dipostingan kali ini, saya kepengen mengajak kalian yang sudah memiliki niat berqurban dari beberapa tahun belakang termasuk saya sendiri. Gak ada kata terlambat untuk mewujudkan sebuah niat baik. Saya bukan ingin membandingkan tetapi coba lihat ibu dan bapak yang berhasil membuat niatnya menjadi kenyataan. Saya sangat yakin, saya, kalian dan siapapun yang memiliki niat berqurban tahun sekarang, 2 tahun kedepan, atau kapanpun. Trust me, someday you’re plan will come true.

Dan bagi saya idul adha kali ini memberikan banyak pelajaran seperti moment  - moment lain yang saya lewati. Saya belajar gak pernah ada batasan untuk orang mewujudkan niat baiknya. Saya juga belajar tentang kegigihan sebuah niat yang mampu menghilangkan banyak keterbatasan. Saya juga belajar, walaupun niat baik memang baik, namun akan lebih baik jika dapat mewujudkannya dengan cara yang baik. Terakhir saya belajar, hewan yang gak punya akal pikiran aja udah mampu memberikan manfaat buat manusia yang berakal dan pintar. Apalagi seorang makhluk yang memiliki akal, saya yakin pasti manusia dapat memberikan banyak manfaat selain daging dan tulang yang dapat dinikmati

Menuju akhir postingan, saya serasa mendapatkan semangat baru agar mampu ikutan qurban tahun depan. Doain yak mudah – mudahan segera terwujud dan semoga doa yang kalian panjatkan kembali lagi berkali – lipat sama kalian yang mendoakan.

Bagi sebagian orang idul adha merupakan menikmati daging dan tulang gratis. Bagi saya, lebih dari menikmati adalah menunjukan manfaat manusia yang hanya sekedar tulang yang dibungkus daging.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar