Selamat malam Figuran Asmara …
Aaak, gatau kenapa mendadak
bingung kala mau mengetik kata pertama untuk postingan sekarang. Biasanya sih
gak kayak gini, padahal disisi lain banyak sekali yang ingin diceritakan.
Mungkin efek bentar lagi punya pacar kali yaa ampe bisa kayak gini. Moga aja
deh bener begitu biar anunya gak lebih sepi dibanding kuburan *nujuk hati*.
Karena sedang menjadi seorang
penulis produktif yang mempostingkan tulisan setiap harinya. Saya bakalan
mencoba menuliskan sesuatu yang sebetulnya masih blur dalam benak. Saya
berharap dari tiap kata yang diketikan secara acak – acakan perlahan sesuatu
yang blur tersebut mampu saya tulis dengan baik dalam postingan kali ini.
Kemarin siang saat sedang mantau
timeline, enggak sengaja saya nemuin tweet bagus dalam salah satu account. Isi
tweetnya adalah @nulisbuku: “life is the art of drawing without an eraser.” –
John W. Garner. Kalo ditelusuri kembali, saya rasanya maknanya cukup dalem nih
quotes.
Hidup adalah karya menggambar
tanpa penghapus, memang bener gitu kali adanya yang namanya hidup. Seiring
berjalannya waktu kita bikin banyak cerita, kesalahan dan penyesalan baru sadar
maupun tanpa disadari dan sayangnya kita gak pernah bisa menghapus itu semua
supaya ngebuat hidup kita terlihat sempurna tanpa sedikitpun kecacatan.
Saya jadi inget beberapa hal yang
saya alami kemarin – kemarin, ketika Tuhan dengan jalan-Nya mengarahkan saya di
drop out dari universitas dimana saya kuliah dulu. Sejujurnya sih gak pernah
kepikiran bakal ngerasain dikeluarin dari kampus karena sebelumnya saya tidak
punya track record jelek dalam menjalani bahtera pendidikan.
Dari jenjang sekolah dasar hingga
menengah keatas perjalanan pendidikan saya mulus – mulus aja. Tapi yang namanya
idup kita sebagai manusia gak pernah bisa tau apa yang akan terjadi dimasa
depan nanti. Terkadang sesuatu terjadi tidak seperti yang kita rencanakan,
terkadang juga sesuatu terjadi diluar yang kita rencakan dan terkadang pula
bisa terjadi justru tidak pernah kita rencanakan sebelumnya.
Emang sih ketika introspeks
kembali, yang membuat saya didrop out adalah salah saya sendiri. Yang lebih
mengutamakan kepentingan kecil serta melalaikan kepentingan besar sampe pada akhirnya kelalaian tersebut
menyisakan penyesalan. Kalo bisa sih saya pengen tuh ngehapus history
pendidikan kuliah dalam hidup saya, supaya orang – orang tidak tau kalo saya
sempat menjadi seorang mahasiswa yang gagal biarlah mereka mengenal saya
seorang yang hanya berpendidikan sma saja. Ya, bukan gagal lulus melainkan
gagal menjalankan tugas sebagai mahasiswa yang sebenarnya.
Saya juga kembali teringat satu
moment dimana saya kembali gagal menjalankan kepercayaan orang tua disaat
dipercayakan mengelola sebuah warnet. Dan lagi lagi itu semua dikarenakan
kelalaian saya yang selalu menempatkan kepentingan kecil diatas kepentingan
seharusnya. Padahal harusnya warnet tersebut merupakan tolak ukur menebus
kesalahan saya kala gagal berkuliah dulu. Kesempatan membuktikan walaupn tidak
kuliah saya bisa sukses.
4 tahun warnet berjalan, dan saya
berada dalam dunia dimana sulit sekali merasa bebas sebagai manusia yang
seharusnya bebas. Kala warnet mulai growing maju, saya milih melepasnya karena
sebuah alasan. Kadang juga saya kepengen menghilangkan history kalo saya sempat
menajdi seorang pengusaha warnet.
Terakhir, kemarin – kemarin saya
ngerasa bersalah banget karena tanpa sadar kedalam hubungan yang seharusnya
tidak dimasuki. Saya jatuh cinta sama orang yang udah punya pacar. Untungnya
aja saya enggak memperbanyak kesalahan saya dengan terus – terusan ngasih dia
sesuatu yang menyamankan dan bakal dia rindukan ketika kehilangan. Karena saya
takut ngenganggu hubungan mereka walaupun tanpa sadar itu semua sudah saya
lakuin.
Gagal, salah, itu gak enak, asli
deh beneran. Tau kan kebiasaan orang Indonesia yang bakalan ngerasa seneng kalo
salah satu orang ada yang menderita. Jadi ketika orang lain tau kalian sedang
merasakan penderitaan hasil dari kegagalan dan kesalahan, itulah saat dimana
kalian bakal dijadikan bahan candaan.
Sambil nikmatin kopi hangat ditemani
alunan lagunya two triple o yang aku cinta kamu. Saya terdiam dengan mata
menatap kosong kelayar monitor. Emang ya manusia itu gak pernah tau kapan dapet
kegagalan dan bikin kesalahan yang disengaja atau enggak. Paling saat
menyadarinya, kesalahan atau kegagalan itu udah kita buat dan rasain. Memang
gagal dan salah itu mirip banget kayak kuntilanak yang sering ada dalam film
layar lebar, terlihat dari jauh lalu menghilang kemudian muncul didepan muka.
Ngebuat kita milih mau dihadapi atau melarikan diri ?
Saya lalu bergegas menuliskan
dalam kertas tentang sesuatu yang muncul tanpa disadari sehabis kegagalan
terjadi. Dulu, sehabis didrop out dari kampus, ketika orang tua enggak percaya
lagi sama saya untuk melakukan sesuatu lebih, Tuhan malah mempercayakan saya
mengelola sebuah warnet. Mencoba memaksimalkan kepercayaan yang Tuhan kasih
namun akhirnya tetap gagal lagi dan lagi tanpa disadari Tuhan menitipkan hal
tidak biasa, saya punya hobi menulis dan berani bermimpi kembali untuk menjadi
penulis.
Disaat saya tuhan masukan kedalam
hubungan dia sama pacarnya. Tuhan lagi lagi menunjukan kemurahan hatinya dengan
menitipkan kesabaran lebih dan berbagai macam ide unik yang membuat saya
semakin bersemangat menjalani hidup dan mempersiapkan diri untk mengeksekusinya.
Mungkin juga ide tersebut bakalan menjadi alasan Tuhan mempertemukan kembali
kita nanti.
Memang apa yang di bilang John W.
Garner “Hidup itu adalah menggambar tanpa penghapus.”. Ya, walaupun tidak ada
penghapus buat ngehapus berbagai kesalahan dalam hidup, Tuhan pasti nyiapin
pensil warna lainnya, untuk memperbaiki kesalahan dalam gambar tersebut hingga
pada akhirnya gambar pun terlihat lebih bagus.
Saya jadi keinget perkataan
@poconggg dalam sebuah wawancara disebuah Radio. Ketika itu arief bilang “hidup
itu buat salah, soalnya kalo enggak pernah salah mana bisa kita nyari pelajaran
buat memperbaikinya hingga bener”.
Iya sih walaupun kita gak pernah
bisa ngehapus berbagai kesalahan dimasa lalu tapi Tuhan dengan kasih sayangnya
memberi kesempatan untuk memperbaikinya. Layaknya ketika beli sepatu baru aja,
sehabis dipake beberapa bulan dan kita cuci sebersih apapun tetep aja gak akan
sama seperti pertama kali membeli.
Karena terkadang ketika menghapus
sesuatu kadang menghapus sesuatu lainnya. Jadi, meskipun dalam hidup tidak
pernah bisa menghapus, pasti ada cara untuk memperbaikinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar