Jumat, 20 September 2013

Figuran Dan Kompetisi Pertamanya

Selamat malam Figuran asmara …

Rencananya kemarin sehabis bertanding mau langsung nulis sama ngeposting, namun apa daya kelelahan ngebuat saya melupakan segalanya sampe – sampe gak sadar ketiduran dilantai. Jumat pagi ini ketika bangun tidur badan terasa sedikit linu entah kenapa, padahal kemarin tidur gak malam – malam amat, sungguh mengherankan.

Kemarin merupakan hari melelahkan sekali buat saya. Selain itu juga yesterday I got a new experience in my life. Pasalnya, kemarin adalah kali pertamanya saya mengikuti sebuah kompetisi secara resmi. Dan postingan sekarang saya bakalan nyeritain tentang kompetisi tersebut. So, enjoy my posting J


Jauh – jauh hari sebelum hari kamis kemarin, salah seorang teman ngajakin saya buat ikutan sebuah kompetisi futsal disebuah tempat futsal dikabupaten bandung. Biaya daftarnya sebesar 200rb, karena diharuskan mempunyai maksimal 10 pemain, jadinya setiap orang diharuskan patungan 20rb rupiah buat ngebayar biaya pendaftaran. Adapun beberapa hal yang harus dipenuhi setelah nyetor uang 20rb adalah pas poto ukuran 3x4.

Dikarenakan semua pemain sangat antusias mengikuti kompetisi tersebut, sehari sebelum pendaftaran ditutup semua persyaratan dapat diselesaikan. Mulanya, team kita kebagian main dihari senin jam 11 malam, dan entah kenapa tiba – tiba aja tanpa alasan yang jelas jadwal tanding kita dimundurin ke hari kamis jam 7 malam. Padahal, pas hari senin semua pemain udah pada ready buat bertanding.

Mungkin efek kompetisi resmi haripun berlalu begitu cepat sehingga tanpa kerasa udah hari kamis aja. Itu artinya kita harus bertanding, siap ataupun enggak. Sebelum magrib seluruh pemain berkumpul untuk menyusun strategi buat main disalah satu rumah teman. Akibat dapet kabar kompetisi yang mendadak, semuanya kita lakuin mendadak pula mulai dari milih pemain, kaos team dan persiapan.

Pemainnya sendiri terdiri dari gabungan 2 team, yang pertama dari team salah seorang teman saya dirumah, satunya lagi dari teman - teman sekampung. Kamis kemarin adalah pertama kalinya seluruh pemain berkumpul bareng – bareng, hingga rasa canggung gak bisa dielakan lagi.

Pukul setengah tujuh lebih, kita semua berangkat menuju lapangan. Kalo dipikir lagi sih harusnya untuk mengikuti sebuah kompetisi futsal resmi, team sebaiknya latihan terlebih dahulu baik kerjasama team ataupun fisik agar nantinya team bisa kompak. Namun, kemarin kita hanya bermodalkan dadakan dan harapan dapat memenangkan pertandingan. Mencoba memaksimalkan sebuah keyakinan dan the power of dadakan.

Sesampainya dilapang, team lawan terlihat udah pada pemanasan terlebih dahulu. Setelah selesai bersiap – siap, kita pun diberi kesempatan selama 20 menit lebih untuk melakukan pemanasan. Namun, parahnya ketika masuk lapang kita bukannya pemanasan malah tiap orang termasuk saya sibuk mencari angle terbaik untuk dipoto memakai stelan futsal untuk sekedar diupload diinstagram, path atau dijadikan display picture bbm. Beginilah orang jaman sekarang, ngeksis lebih penting dari segalanya.

Setelah selesai poto – poto, kita lalu rapat sejenak memilih siapa yang berhak main pertama. Mulanya, sang kapten (teman saya juga) nyuruh saya buat main pertama tapi dengan bijak saya menolak sambil berkata,”udah bi, ente dulu aja yang main biarkan ane dijadikan senjata rahasia. Soalnya yang berbahaya itu adalah senjata rahasia”, kata saya Tegas. Teman saya tersenyum, dia mengiyakan permintaan saya dan dia pun menjadi pemain inti untuk mengisi posisi saya.

Selang beberapa menit, pertandingan dimulai. Baru aja pertandingan berlangsung 10 menit team kita udah mampu memimpin 2 gol. Sayangnya, 2 menit sehabis itu team lawan langsung menyamakan kedudukan. Tak perlu menunggu lama setelah kedudukan imbang, Salah seorang teman namanya denis membawa bola dari tengah lapang, mengocek dua hingga tiga pemain dengan goyangan caisarnya sampe pada akhirnya menceploskan bola ke gawang lawan. Babak pertama kita memimpin dengan skor 3 – 2.

Sehabis istirahat 10 menit, pluit menandakan babak kedua dimulai berbunyi. Tapi sebelum babak kedua dimulai, Si Manusia Figuran seorang pemain yang digadang – gadangkan menjadi senjata rahasia team memasuki lapangan mengganti sang kapten. Ada taste gimana gitu ketika pertama kali berdiri dilapangan bermain dalam sebuah kompetisi resmi. Jujur, ada rasa nerveous karena memang saya memikul beban sebagai senjata rahasia yang harus memberikan permainan terbaik untuk team.

“Dugggg!!”, tendangan keras mengenai tepat barang yang berada diantara selangkangan, mengagetkan saya yang sedang melamun ditengah lapang. Sakit men, bayangin aja harta kalian kena bola yang ditendang sambil mijit kotaknya penuh (kalo dipes). Tapi karena ini kompetisi resmi, saya mencoba tetap cool saja walaupun rasa linu makin menjadi.

Ada yang aneh dari pertandingan malam itu, setiap saya menggiring bola saat serangan balik pasti tiba – tiba selalu aja ada pemain lawan mendekati, padahal sebelumnya mereka itu berada didaerah pertahanan saya. Saya berasumsi jangan – jangan mereka adalah ninja yang mempunyai ilmu berpinda tempat atau bisa jadi juga mereka jelmaan pocong, yang kalo meloncat langsung mengagetkan dengan berada tepat didepan muka.

Merasa unggul, ternyata membuat kita lengah pertahanan team kita tanpa sadar mulai goyah. Kemenangan yang udah didepan matapun harus kandas ketika team lawan berhasil menyamakan lalu membalikan kedudukan menjadi 3 – 4. Dan hingga peluit panjang dibunyikan kedudukan tidak berubah, kita pun harus mengakui keunggulan tipis team lawan.

Setelah pertandingan selesai, semua pemain mulai membicarakan match tadi, mulai dari mencari penyebab kekalahan dan mereview hasil pertandingan. Saya rasa, penyebab kita kalah hanyalah team lawan bikin gol lebih banyak dibanding kita, coba aja kalo kita bisa bikin gol lebih banyak dari mereka pasti kita yang memenangkan pertandingan.

Jika dipikir lagi, menurut saya sih wajar banget malam kemarin kita kalah soalnya kita merupakan team dadakan beda banget sama mereka yang merupakan team penuh persiapan. Mungkin kalau team kita posisinya tidak dadakan hasilnya bakalan lain.

Malam itu, banyak pelajaran yang dapat saya ambil. Pertama, saya beruntung punya team keren yang pertama kali ikut kompetisi dan langsung gugur. Saya juga belajar memang terkadang sesekali dadakan itu baik tapi tidak selamanya. Terakhir, kalo dimirip – miripin kompetisi itu mirip kaya move on. Keduanya akan gagal jika dilakukan secara dadakan, mungkin akan berhasil dipenuhi persiapan.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar