Selamat malam Figuran asmara …
Rencananya kemarin sehabis
bertanding mau langsung nulis sama ngeposting, namun apa daya kelelahan ngebuat
saya melupakan segalanya sampe – sampe gak sadar ketiduran dilantai. Jumat pagi
ini ketika bangun tidur badan terasa sedikit linu entah kenapa, padahal kemarin
tidur gak malam – malam amat, sungguh mengherankan.
Kemarin merupakan hari melelahkan
sekali buat saya. Selain itu juga yesterday I got a new experience in my life.
Pasalnya, kemarin adalah kali pertamanya saya mengikuti sebuah kompetisi secara
resmi. Dan postingan sekarang saya bakalan nyeritain tentang kompetisi
tersebut. So, enjoy my posting J
Jauh – jauh hari sebelum hari
kamis kemarin, salah seorang teman ngajakin saya buat ikutan sebuah kompetisi
futsal disebuah tempat futsal dikabupaten bandung. Biaya daftarnya sebesar
200rb, karena diharuskan mempunyai maksimal 10 pemain, jadinya setiap orang
diharuskan patungan 20rb rupiah buat ngebayar biaya pendaftaran. Adapun
beberapa hal yang harus dipenuhi setelah nyetor uang 20rb adalah pas poto
ukuran 3x4.
Dikarenakan semua pemain sangat
antusias mengikuti kompetisi tersebut, sehari sebelum pendaftaran ditutup semua
persyaratan dapat diselesaikan. Mulanya, team kita kebagian main dihari senin
jam 11 malam, dan entah kenapa tiba – tiba aja tanpa alasan yang jelas jadwal
tanding kita dimundurin ke hari kamis jam 7 malam. Padahal, pas hari senin
semua pemain udah pada ready buat bertanding.
Mungkin efek kompetisi resmi
haripun berlalu begitu cepat sehingga tanpa kerasa udah hari kamis aja. Itu
artinya kita harus bertanding, siap ataupun enggak. Sebelum magrib seluruh
pemain berkumpul untuk menyusun strategi buat main disalah satu rumah teman.
Akibat dapet kabar kompetisi yang mendadak, semuanya kita lakuin mendadak pula mulai
dari milih pemain, kaos team dan persiapan.
Pemainnya sendiri terdiri dari
gabungan 2 team, yang pertama dari team salah seorang teman saya dirumah,
satunya lagi dari teman - teman sekampung. Kamis kemarin adalah pertama kalinya
seluruh pemain berkumpul bareng – bareng, hingga rasa canggung gak bisa
dielakan lagi.
Pukul setengah tujuh lebih, kita
semua berangkat menuju lapangan. Kalo dipikir lagi sih harusnya untuk mengikuti
sebuah kompetisi futsal resmi, team sebaiknya latihan terlebih dahulu baik kerjasama
team ataupun fisik agar nantinya team bisa kompak. Namun, kemarin kita hanya
bermodalkan dadakan dan harapan dapat memenangkan pertandingan. Mencoba
memaksimalkan sebuah keyakinan dan the power of dadakan.
Sesampainya dilapang, team lawan
terlihat udah pada pemanasan terlebih dahulu. Setelah selesai bersiap – siap,
kita pun diberi kesempatan selama 20 menit lebih untuk melakukan pemanasan.
Namun, parahnya ketika masuk lapang kita bukannya pemanasan malah tiap orang
termasuk saya sibuk mencari angle terbaik untuk dipoto memakai stelan futsal
untuk sekedar diupload diinstagram, path atau dijadikan display picture bbm.
Beginilah orang jaman sekarang, ngeksis lebih penting dari segalanya.
Setelah selesai poto – poto, kita
lalu rapat sejenak memilih siapa yang berhak main pertama. Mulanya, sang kapten
(teman saya juga) nyuruh saya buat main pertama tapi dengan bijak saya menolak
sambil berkata,”udah bi, ente dulu aja yang main biarkan ane dijadikan senjata
rahasia. Soalnya yang berbahaya itu adalah senjata rahasia”, kata saya Tegas.
Teman saya tersenyum, dia mengiyakan permintaan saya dan dia pun menjadi pemain
inti untuk mengisi posisi saya.
Selang beberapa menit,
pertandingan dimulai. Baru aja pertandingan berlangsung 10 menit team kita udah
mampu memimpin 2 gol. Sayangnya, 2 menit sehabis itu team lawan langsung
menyamakan kedudukan. Tak perlu menunggu lama setelah kedudukan imbang, Salah
seorang teman namanya denis membawa bola dari tengah lapang, mengocek dua
hingga tiga pemain dengan goyangan caisarnya sampe pada akhirnya menceploskan
bola ke gawang lawan. Babak pertama kita memimpin dengan skor 3 – 2.
Sehabis istirahat 10 menit, pluit
menandakan babak kedua dimulai berbunyi. Tapi sebelum babak kedua dimulai, Si
Manusia Figuran seorang pemain yang digadang – gadangkan menjadi senjata
rahasia team memasuki lapangan mengganti sang kapten. Ada taste gimana gitu
ketika pertama kali berdiri dilapangan bermain dalam sebuah kompetisi resmi.
Jujur, ada rasa nerveous karena memang saya memikul beban sebagai senjata
rahasia yang harus memberikan permainan terbaik untuk team.
“Dugggg!!”, tendangan keras
mengenai tepat barang yang berada diantara selangkangan, mengagetkan saya yang
sedang melamun ditengah lapang. Sakit men, bayangin aja harta kalian kena bola
yang ditendang sambil mijit kotaknya penuh (kalo dipes). Tapi karena ini
kompetisi resmi, saya mencoba tetap cool saja walaupun rasa linu makin menjadi.
Ada yang aneh dari pertandingan
malam itu, setiap saya menggiring bola saat serangan balik pasti tiba – tiba
selalu aja ada pemain lawan mendekati, padahal sebelumnya mereka itu berada
didaerah pertahanan saya. Saya berasumsi jangan – jangan mereka adalah ninja
yang mempunyai ilmu berpinda tempat atau bisa jadi juga mereka jelmaan pocong,
yang kalo meloncat langsung mengagetkan dengan berada tepat didepan muka.
Merasa unggul, ternyata membuat
kita lengah pertahanan team kita tanpa sadar mulai goyah. Kemenangan yang udah
didepan matapun harus kandas ketika team lawan berhasil menyamakan lalu
membalikan kedudukan menjadi 3 – 4. Dan hingga peluit panjang dibunyikan
kedudukan tidak berubah, kita pun harus mengakui keunggulan tipis team lawan.
Setelah pertandingan selesai,
semua pemain mulai membicarakan match tadi, mulai dari mencari penyebab
kekalahan dan mereview hasil pertandingan. Saya rasa, penyebab kita kalah
hanyalah team lawan bikin gol lebih banyak dibanding kita, coba aja kalo kita
bisa bikin gol lebih banyak dari mereka pasti kita yang memenangkan
pertandingan.
Jika dipikir lagi, menurut saya
sih wajar banget malam kemarin kita kalah soalnya kita merupakan team dadakan
beda banget sama mereka yang merupakan team penuh persiapan. Mungkin kalau team
kita posisinya tidak dadakan hasilnya bakalan lain.
Malam itu, banyak pelajaran yang
dapat saya ambil. Pertama, saya beruntung punya team keren yang pertama kali
ikut kompetisi dan langsung gugur. Saya juga belajar memang terkadang sesekali
dadakan itu baik tapi tidak selamanya. Terakhir, kalo dimirip – miripin kompetisi
itu mirip kaya move on. Keduanya akan gagal jika dilakukan secara dadakan,
mungkin akan berhasil dipenuhi persiapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar