Selasa, 17 September 2013

Indahnya Bandung dan Report Rapat Minggu Ini

Selamat malam figuran asmara …

Kemarin sabtu malam kerasa berbeda soalnya gak seperti malam minggu lainnya, kemarin malem saya ngapelin calon gebetan gitu. Sayangnya, dikarenakan yang diapelinnya tidak ada lagi dan lagi saya harus rela sabtu malaman dengan pria, temen maksudnya. Untungnya, sabtu malam kemarin salah seorang temen berinisiatip ngajak barbeque gitu dirumahnya, sebab katanya sih dirumahnya enggak ada siapa – siapa.

Sepanjang perjalanan ke rumah teman, saya terus membayangkan enaknya bakar ayam, hangatnya nasi liwet sama pedasnya sambal. Namun bayangan barbeque hanyalah menjadi bayangan tidak menjadi kenyataan sebab ketika mau belanja gak ada pasar yang masih buka wajar entah karena takut kita utangin atau karena takut hantu yang berkeliaran dimalam yang makin larut. Tak mau nyerah akhirnya kita memutuskan melakukan sesuatu hal untuk mengganti pesta barbeque yang batal. Sesuatu yang jarang dilakukan dan cukup mengasikan.


Rumah teman saya itu letaknya berada dipedalam kota bandung, sehingga untuk nyari warung aja kita harus menempuh jarak kurang lebih 5 km sebab sulit banget nyari warung disana, sejauh mata memandang yang terlihat Cuma hamparan sawah yang luas. Setelah berkeliling akhirnya kita nemu sebuah warung dan langsung belanja mie instan sebanyak 12 biji yang nantinya bakalan disantap oleh 7 orang. Sesampainya dirumah teman, kita langsung masak tuh mie dipenggorengan berukuran jumbo, sengaja semua mie dimasak berbarengan soalna cacing perut sudah mulai ngomel minta diisi hingga mie tersebut terlihat seperti kumpulan cacing pucat yang akan meninggal. Dan salah seorang teman saya lainnya jahil, Saya kan termasuk orang yang tidak menyukai pedas sengaja dia masukin puluhan cabe yang dipotong kecil – kecil ditambah merica bubuk kedalam mie. Alhasil, Semua orang mondar mandir kamar mandi sampai pagi menjelang datang.

Karena kamar mandi Cuma satu, kita pun bermain domino untuk menunggu giliran nongkrong di toilet toto. Agar makin mengasikan permainan domino tersebut disertai dengan coretan buat mereka yang kalah. 4 jam lebih bermain domino hingga lupa ingin boker muka kita pun semakin rusak oleh coretan tinta tanda kekalahan. Dan pas saya ngaca, saya kaget ! sosok apakah yang terlihat didalam kaca kok item banget semua bagian muka dipenuhi coretan yang tersisa Cuma mata dan hidung, sampe pada akhirnya saya menyadari kalo itu adalah saya.

Tanpa terasa waktu berjalan sangat cepat, dan ketika melihat ke jendela langit mulai cerah dihiasi oleh cahaya sang pencipta yang memberi tahu bahwasanya pagi mulai tiba. Iseng, saya keluar rumah untuk nyari udara segar, dan pagi itu saya menyaksikan kalau kota tempat saya tinggal ini sangatlah indah, mata lurus memandang kedepan terlihat luasnya sawah, petani yang sedang bekerja dan gunung yang terlihat kehijau-hijauan.

serasa lagi diwonosobo aja 

Seperti biasa, minggu malamnya saya menghadiri rapat karang taruna. Saya rasa sih bukan rapat, tapi lebih ke sharing tentang mimpi dan cara meraihnya. Dan untuk kali ini, tema yang diangkat adalah tentang kegagalan dalam hidup. Setiap orang mulai bercerita tentang kegagalan yang dia alami selama hidup hingga sekarang. Ada yang gagal masuk universitas negeri, ada yang gagal bekerja ditempat yang dia inginkan, ada yang gagal menjaga kepercayaan orang tuanya, dan ada juga yang gagal menuruti perkataan orang tuanya.

Diantara semua orang yang cerita minggu ini, ada satu cerita yang ngebuat saya meneteskan air mata. Namanya gagan, dia masih bersekolah sekarang dia duduk dikelas 3. Sebenarnya dia tidak banyak berkata ketika menceritakan ceritanya namun dia mengatakan semuanya lewat air mata. Beberapa kalimat yang dapat saya dengar adalah “saya merupakan orang tidak berguna, karena saya telah gagal menuruti perkataan orang tua saya. Dulu mamah pernah bilang, “gan, jangan sampe kamu terbawa pergaulan yang kurang baik, meroko, minum alcohol dan sebagainya”. Sampai pada suatu ketika karena pergaulan saya menjadi seorang anak yang merokok. Suatu hari ayah saya melihat saya tengah ngeroko, ketika pulang ke rumah, dia langsung menghukung saya dengan ceramah hari dan fisik.”

Disaat sampai kalimat tersebut, tangisannya semakin keras hingga ngebuat dia tidak mampu berkata sepatah katapun. Tapi dari tangisannya setidaknya saya dapat merasakan bagaimana penyesalan dan rasa bersalahnya karena tidak mampu menuruti perkataan orang tuanya.

Mendengar cerita tersebut, tanpa air mata saya pun ikut keluar. Mungkin cerita gagan sudah mewakilkan cerita banyak orang termasuk saya yang telah gagal dalam menuruti perkataan orang tua. Perkataan yang menuntut kita untuk jadi baik, perkataan yang dipenuhi larangan untuk dilanggar dan perkataan yang merupakan cara mereka menyayangi kita.

Sehabis rapat minggu ini, saya kembali belajar banyak hal. Saya belajar tentang sebuah kegagalan yang jika terjadi akan mengasilkan penyesalan, tentang kegagalan yang memacu kita untuk menjadi lebih baik dan tentang kegagalan yang mendekatkan kita ke sebuah keberhasilan. Saya rasa, semua yang berani menceritakan kegagalannya hari ini dalam rapat merupakan orang yang sebentar lagi bakalan menggapai keberhasilan yang mereka inginkan.

Karena menurut saya, kegagalan itu ada untuk diakui, diterima, disesali dan dipelajari. Soalnya banyak sekali orang yang berhasil setelah menumpukan kegagalannya. Kegagalan … kegagalan … kegagala … sebuah hal yang menutut kita memilih, apakah mempelajarinya atau menyesalinya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar