Selamat malam figuran asmara …
Kemarin sabtu malam kerasa
berbeda soalnya gak seperti malam minggu lainnya, kemarin malem saya ngapelin
calon gebetan gitu. Sayangnya, dikarenakan yang diapelinnya tidak ada lagi dan
lagi saya harus rela sabtu malaman dengan pria, temen maksudnya. Untungnya,
sabtu malam kemarin salah seorang temen berinisiatip ngajak barbeque gitu
dirumahnya, sebab katanya sih dirumahnya enggak ada siapa – siapa.
Sepanjang perjalanan ke rumah
teman, saya terus membayangkan enaknya bakar ayam, hangatnya nasi liwet sama
pedasnya sambal. Namun bayangan barbeque hanyalah menjadi bayangan tidak
menjadi kenyataan sebab ketika mau belanja gak ada pasar yang masih buka wajar
entah karena takut kita utangin atau karena takut hantu yang berkeliaran dimalam
yang makin larut. Tak mau nyerah akhirnya kita memutuskan melakukan sesuatu hal
untuk mengganti pesta barbeque yang batal. Sesuatu yang jarang dilakukan dan
cukup mengasikan.
Rumah teman saya itu letaknya
berada dipedalam kota bandung, sehingga untuk nyari warung aja kita harus
menempuh jarak kurang lebih 5 km sebab sulit banget nyari warung disana, sejauh
mata memandang yang terlihat Cuma hamparan sawah yang luas. Setelah berkeliling
akhirnya kita nemu sebuah warung dan langsung belanja mie instan sebanyak 12
biji yang nantinya bakalan disantap oleh 7 orang. Sesampainya dirumah teman,
kita langsung masak tuh mie dipenggorengan berukuran jumbo, sengaja semua mie
dimasak berbarengan soalna cacing perut sudah mulai ngomel minta diisi hingga
mie tersebut terlihat seperti kumpulan cacing pucat yang akan meninggal. Dan
salah seorang teman saya lainnya jahil, Saya kan termasuk orang yang tidak
menyukai pedas sengaja dia masukin puluhan cabe yang dipotong kecil – kecil
ditambah merica bubuk kedalam mie. Alhasil, Semua orang mondar mandir kamar
mandi sampai pagi menjelang datang.
Karena kamar mandi Cuma satu,
kita pun bermain domino untuk menunggu giliran nongkrong di toilet toto. Agar
makin mengasikan permainan domino tersebut disertai dengan coretan buat mereka yang
kalah. 4 jam lebih bermain domino hingga lupa ingin boker muka kita pun semakin
rusak oleh coretan tinta tanda kekalahan. Dan pas saya ngaca, saya kaget !
sosok apakah yang terlihat didalam kaca kok item banget semua bagian muka
dipenuhi coretan yang tersisa Cuma mata dan hidung, sampe pada akhirnya saya
menyadari kalo itu adalah saya.
Tanpa terasa waktu berjalan
sangat cepat, dan ketika melihat ke jendela langit mulai cerah dihiasi oleh
cahaya sang pencipta yang memberi tahu bahwasanya pagi mulai tiba. Iseng, saya
keluar rumah untuk nyari udara segar, dan pagi itu saya menyaksikan kalau kota
tempat saya tinggal ini sangatlah indah, mata lurus memandang kedepan terlihat
luasnya sawah, petani yang sedang bekerja dan gunung yang terlihat
kehijau-hijauan.
serasa lagi diwonosobo aja
Seperti biasa, minggu malamnya
saya menghadiri rapat karang taruna. Saya rasa sih bukan rapat, tapi lebih ke
sharing tentang mimpi dan cara meraihnya. Dan untuk kali ini, tema yang
diangkat adalah tentang kegagalan dalam hidup. Setiap orang mulai bercerita
tentang kegagalan yang dia alami selama hidup hingga sekarang. Ada yang gagal
masuk universitas negeri, ada yang gagal bekerja ditempat yang dia inginkan,
ada yang gagal menjaga kepercayaan orang tuanya, dan ada juga yang gagal
menuruti perkataan orang tuanya.
Diantara semua orang yang cerita
minggu ini, ada satu cerita yang ngebuat saya meneteskan air mata. Namanya
gagan, dia masih bersekolah sekarang dia duduk dikelas 3. Sebenarnya dia tidak
banyak berkata ketika menceritakan ceritanya namun dia mengatakan semuanya
lewat air mata. Beberapa kalimat yang dapat saya dengar adalah “saya merupakan
orang tidak berguna, karena saya telah gagal menuruti perkataan orang tua saya.
Dulu mamah pernah bilang, “gan, jangan sampe kamu terbawa pergaulan yang kurang
baik, meroko, minum alcohol dan sebagainya”. Sampai pada suatu ketika karena
pergaulan saya menjadi seorang anak yang merokok. Suatu hari ayah saya melihat
saya tengah ngeroko, ketika pulang ke rumah, dia langsung menghukung saya
dengan ceramah hari dan fisik.”
Disaat sampai kalimat tersebut,
tangisannya semakin keras hingga ngebuat dia tidak mampu berkata sepatah
katapun. Tapi dari tangisannya setidaknya saya dapat merasakan bagaimana
penyesalan dan rasa bersalahnya karena tidak mampu menuruti perkataan orang tuanya.
Mendengar cerita tersebut, tanpa
air mata saya pun ikut keluar. Mungkin cerita gagan sudah mewakilkan cerita
banyak orang termasuk saya yang telah gagal dalam menuruti perkataan orang tua.
Perkataan yang menuntut kita untuk jadi baik, perkataan yang dipenuhi larangan
untuk dilanggar dan perkataan yang merupakan cara mereka menyayangi kita.
Sehabis rapat minggu ini, saya
kembali belajar banyak hal. Saya belajar tentang sebuah kegagalan yang jika
terjadi akan mengasilkan penyesalan, tentang kegagalan yang memacu kita untuk
menjadi lebih baik dan tentang kegagalan yang mendekatkan kita ke sebuah
keberhasilan. Saya rasa, semua yang berani menceritakan kegagalannya hari ini
dalam rapat merupakan orang yang sebentar lagi bakalan menggapai keberhasilan
yang mereka inginkan.
Karena menurut saya, kegagalan
itu ada untuk diakui, diterima, disesali dan dipelajari. Soalnya banyak sekali
orang yang berhasil setelah menumpukan kegagalannya. Kegagalan … kegagalan …
kegagala … sebuah hal yang menutut kita memilih, apakah mempelajarinya atau
menyesalinya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar