Selamat malam figuran asmara ….
Aaaaaak it’s a tired day. Ya,
sangat melelahkan banyangkan aja dari kemarin mata ini belum aja saya tutup
untuk bermimpi seperti biasanya sekarang harus siap bertugas menjadi panitia
KPPS untuk pemilihan lurah. Oh mungkin kalau mata bisa berbicara pasti dia
bakalan bilang “tutup aku kalau tidak aku akan menutup untuk selamanya”.
Hari ini, saya mendapatkan banyak
pengalaman baru. Selain pertama kalinya dalam hidup menjadi panitia KPPS
pemilihan pejabat pedesaan, hari ini pun membuka mata saya tentang satu kata
yang saya benci bahkan bakalan terus saya benci sampai kapanpun “politik”.
Tapi tenang postingan sekarang
gak bakal mencuci otak kalian agar benci sama politik melainkan akan memberi
gambaran apa politik menurut saya dan diakhir you will find something meaning,
so enjoy my posting now.
Tanggal 8 september tepatnya hari
minggu kemarin seluruh masyarakan diharapkan memberikan suaranya dalam
pemilihan pejabat pedesaaan (re:Lurah). Denger – denger sih sebelum datangnya
hari minggu semua kandidat sibuk berkampanye menjual diri mereka supaya dipilih
dan menjadi lurah. Ada yang memilih memberikan uang agar dipilih, ada juga yang
mengobral janji manis supaya menarik minat masyarakat agar memilihnya.
Ada hal yang sangat menyayangkan
pada pemilihan lurah kali ini. Pasalnya, semua kandidat adalah saudara. No 1
dengan no 2 saudara, no 2 dan no 3 pun begitu. Aneh ya, kenapa sesama saudara
masih aja bersaing untuk sebuah kekuasaan padahal apakah tidak lebih baik cukup
satu saja yang maju dan saudara lainnya saling mendukung. Entah apa
motivasinya, sehingga mereka memilih saling berkompetisi buat satu kekuasaan,
rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk berkampanye dan sementara
istilah keluarga mereka lupakan, yang mereka tau tiap kandidat bukan saudara
tetapi musuh yang harus dijatuhkan.
Saya berpikir, mungkin jika salah
satu dari mereka telah menjabat menjadi lurah. Pasti hal pertama yang mereka
pikirkan adalah bagaimana mengganti jumlah uang yang dikeluarkan selama
kampanye sehingga janji – janji manis yang dilontarkan bakalan menjadi pemanis
yang hilang seiring berjalannya waktu. Sepertinya sih ini tidak hanya terjadi
dalam pemilihan tingkat desa, mungkin saja ini juga terjadi pada tingkatan
lebih tinggi lainnya seperti caleg dan presiden. Mungkin bisa jadi juga inilah
alasan kenapa banyak yang korupsi dinegara Indonesia. Memang nyatanya untuk
dapet uang kitapun harus rela memancingnya dengan uang juga. And that’s have
enough the reason for me why I hate politic.
Sekitar jam 3 sore saya selesai
bertugas menjadi panitia KPPS menghasilkan kelelahan yang membuat mata ingin
segera ditidurkan. Namun, karena saya adalah tipe orang yang kalau udah tidur
sulit sekali untuk bangun saya memilih tetap memaksakan mata ini terbuka sampai
selesai rapat karang taruna karena menurut saya rapat karang taruna merupakan
hal terpenting sebab banyak hal yang bisa saya ambil agar bertambahnya
kebijaksanaan dalam menjalani hidup.
Selepas salat isya, rapat dimulai
dan kali ini rapat membahas tentang cerita keberhasilan. Dimana setiap orang
menceritakan tentang keberhasilan yang pernah dia raih baik keberhasilan kecil
ataupun besar. Entah karena terpaksa atau apa setiap orang memberanikan diri
berbagi cerita keberhasilannya didepan banyak orang. Ada yang bercerita tentang
usahanya ingin memiliki motor yang dimulai dari menabung dan harus merelakan
diri berangkat kerja naik sepedah ataupun berjalan kaki. Ada juga yang
bercerita berhasil menjadi juara kelas ketika sd walaupun ketika itu dia selalu
sakit – sakitan sampe diatas tempat tidurpun dia terus belajar.
Sekitar jam setengah 9an kurang,
nani datang buat ikut rapat. Dia meminta maaf datang telat soalnya harus bantu
– bantu dihajatan saudara, katanya. Baru aja beberapa menit dia duduk saya
langsung meminta dia bercerita tentang keberhasilannya. Awalnya sih dia menolak
tapi akhirnya dia mau berbagi tentang cerita keberhasilannya.
Dia bercerita tentang
keberhasilannya meminta maaf kepada ayahnya. Dia bilang dari dulu dia punya
konflik dengan ayahnya, hubungannya sama ayahnya kurang berjalan dengan baik
semenjak dia menginjak jenjang sma. Konflik tersebut membuat dia jadi orang
yang berbeda, mulanya sebelum ada konflik dia berhijab, namun karena prustasi
ia melepas hijabnya. Awalnya dia anak rumahan yang magrib harus ada dirumah,
sejak punya konflik dia menjadi wanita yang sering pulang malam dan berangkat
pagi alasannya karena dia pengen mencari kebahagiaan lain yang mampu melupakan
masalahnya sejenak.
Pada akhirnya, dia sadar setelah
salah seorang yang sangat dia sayangi meninggalkan dunia ini. Orang itu adalah
ibunya, disaat bercerita tentang ibunya air mata nani mulai terjun bebas keluar
dari matanya. Diakhir ceritanya dia bilang, “aku itu orang yang gagal karena
tidak pernah bisa membuat ibu bangga dengan prestasi, aku malahan terus mikiran
tentang konflik yang terjadi sama ayah. Namun, kehilangan seseorang yang paling
aku sayangi ngebuat aku sadar kalau aku tidak ingin ini terjadi lagi. Walaupun
aku masih menyimpan sakit hati sama ayah, tapi dibalik itu semua aku
menyayanginya dan aku pengen buat dia bangga dan meminta maaf merupakan salah
satu caranya”.
Cerita tersebut berhasil membuat
semua yang hadir terdiam, termasuk saya. Tidak pernah terbayangkan, jika saya
harus berada dalam posisi tersebut. Apakah bakalan sekuat dia dan setegar dia ?
Ya, rapat malam ini ngebuat saya belajar banyak hal. Tentang sebuah
keberhasilan yang bisa dicapai dengan perjuangan tanpa menyerah dan dibalut
dengan sebuah doa. Serta menjadi seorang anak yang baik dibalik peraturan yang orang
tua ciptakan, karena sejatinya mereka membuat peraturan tersebut agar membuat
kita menjadi anak yang mampu membanggakan mereka.
Saya merupakan anak yang mudah
sekali bergaul dengan orang lain namun saya adalah orang yang sulit berbicara
dengan keluarga sendiri. Aneh, ya aneh sekali, tetapi dibalik itu saya menjadi
sadar kalau sulitnya saya berbicara dengan keluarga sama saja artinya Tuhan
telah membuat keluarga saya percaya sama diri saya dapat membanggakan mereka
walaupun caranya berbeda dengan yang orang tua saya inginkan. Tapi sih
bercerita dengan keluarga tuh penting banget, makanya someday saya pengen
sekali bercerita tentang hidup, cinta dan mimpi saya dengan mamah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar